DETAIL KAJIAN

Lap. Akhir Penyusunan Garis Sempadan Sungai (GSS) Kapuas dan Sungai Landak Kota Pontianak (2018)

Thumbnail

Abstrak

Sungai sebagai sistim pembawa aliran dari DAS memerlukan ruang yang layak dalam menjalankan fungsinya baik untuk mengalirkan debit aliran rendah maupun saat harus mengalirkan debit banjir. Seiring dengan perkembangan kota dan batas antara sungai sebagai sistim pembawa aliran dan wilayah pemukiman serta pemanfaatan lahan lain semakin bergeser ke arah sungai dan ini tentu saja akan mengganggu fungsi sungai sebagai pembawa aliran dan juga mengurangi nilai pemanfaatanlahan yang ada mengingat akan sering tergenang di saat kondisi banjir. Berkaitan dengan hal tersebut maka pihak dalam lingkup Kota Pontianak, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) KotaPontianak berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan pengukurangarissempadan Sungai (GSS) Kapuas dan Sungai Landak, sehingga terbentuk kawasan sempadan sungai yang berfungsi menjaga keberlangsungansungai dalam tugasnya membawa aliran dalam suatu sistim DAS untuk memberi manfaat yang besar bagi masyarakat sekaligus menjaga kelestarian sungai dan juga mengurangi banjir serta bencana yang sering terjadi akibat adanya penggunaan daerah bantaran sungai yang tidak terkendali. Tujuan dari kegiatan pengukuran garis sempadan sungai (GSS) adalah: menyediakan dokumen yang dapat digunakan dalammengatur ruangsempadan sungai dan daratan agar fungsi sungai dan kegiatanmanusiatidak saling terganggu. Elevasi muka air banjir Sungai Kapuas tertinggi hasil model adalah pada elevasi +2,61 m dimana elevasi ini mendekati tebing kiri dan kanan sungai Kapuas.  Penggambaran GSS Kapuas Kecil Alternatif 1, yaitu penggambaran posisi GSS Kapuas Kecil berjarak 15 m (lima belas meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai berdasarkan garis kontur +2,61 meter dipilih sebagai teknik penggambaran posisi GSS yang akan diusulkan untuk ditetapkan sebagai garis sempadan sungai Kapuas Kecil Kota Pontianak.

Lingkup

SOSIAL DAN PEMERINTAHAN

Dokumen Kajian