GENTING
Hasil Inovasi
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berfikir. Untuk mengatasi stunting, masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi ibu hamil dan anak balita, dan Indonesia fokus kepada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun. Salah satu upaya dalam percepatan perbaikan gizi pada 1000 HPK adalah strategi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), yang sangat penting untuk tercapainya kondisi gizi dan kesehatan yang baik pada ibu, bayi dan anak sejak usia dini.
Salah satu rekomendasi dalam Global Strategy on Infant and Child Feeding, pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak (PMBA) sejak lahir sampai umur 24 bulan sebagai berikut : (1) Menyusui segera dalam waktu satu sampai dua jam pertama setelah bayi lahir (Inisiasi Menyusu Dini/IMD), (2) Menyusui secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, (3) Mulai memberikan makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang baik dan benar sejak bayi berumur 6 bulan; dan (4) tetap menyusui sampai anak berumur 24 bulan atau lebih. Pemberian makan bayi dan anak (PMBA) memiliki pengaruh yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup anak (UNICEF,2011). Beberapa fakor yang mempengaruhi terjadinya kekurangan gizi pada balita antara lain masih kurang baiknya praktek Pemberian Makan Bayi dan Anak.
Puskesmas Perumnas II merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kelurahan Sungai Beliung Kota Pontianak. Kelurahan Sungai Beliung masih merupakan wilayah perkotaan namun dengan mayoritas masyarakat dengan tingkat ekonomi lemah (kurang mampu) yang tentunya memiliki keterbatasan dalam pemeliharaan kesehatan baik perorangan maupun kelompok. Hal ini juga dapat berdampak pada status kesehatan ibu hamil dan balita. Di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II masih banyak ditemukan masyarakat dengan permasalahan kesehatan, yang dilatarbelakangi dari faktor tersebut. Ibu hamil dan balita merupakan kelompok sosial yang sangat rentan akan permasalahan kesehatan dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal ini agar dapat menghasilkan generasi yang sehat dan cerdas.
Terdapat berbagai permasalahan kesehatan pada ibu hamil dan balita di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK), ibu hamil dengan anemia, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) serta masih banyak ditemukannya kasus gizi kurang. Kasus ibu hamil dengan KEK Tahun 2017 sebanyak 68 kasus dan tahun 2018 sebanyak 83 Kasus ibu hamil dengan anemia di tahun 2017 sebesar 80 kasus dan tahun 2018 sebesar 99 kasus. Di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II ditemukan pula bayi dengan kasus BBLR tahun 2017 sebesar 25 kasus dan tahun 2018 sebesar 18 kasus, serta kasus gizi buruk pada tahun 2017 dan 2018 tidak ada kasus. Persentase balita stunting tahun 2018 sebesar 26% (PSG Kota Pontianak, 2017).
Masih ditemukan ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilan di fasilitas kesehatan, persalinan yang masih dilakukan di dukun kampung, bayi 0-6 bulan tidak diberi ASI Eksklusif, pemberian makan bayi yang terlalu dini, belum ada Posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita, belum ada kader kesehatan dan belum menerapkan PHBS, melihat kondisi tersebut kami selaku petugas gizi puskesmas bersama dengan Kelompok Gizi Masyarakat (KGM) Kelurahan Sungai Beliung berkoordinasi dengan Ketua RW untuk membentuk Pos Penimbangan yang pada akhirnya akan diresmikan menjadi posyandu.
Adanya Posyandu dan Kader Kesehatan setidaknya tumbuh kembang balita dapat dipantau secara rutin setiap bulan. Dengan melihat peluang yang ada, memotivasi saya sebagai petugas gizi membuat suatu inovasi program untuk lebih meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan sasaran kelompok ibu hamil dan balita, melalui inovasi berupa gerakan anti stunting, atau di singkat dengan GENTING dengan menerapkan prinsip PMBA.
Kategori
Pelayanan Publik
Tahun IGA
2021